Jumat, 02 November 2012

Hubungan Seks Saat Hamil, Amankah?

Hubungan seks merupakan topik penting selama kehamilan. Banyak wanita yang tidak yakin apakah hubungan seks saat hamil tidak membahayakan bayinya, posisi apa yang cocok, dan masalah-masalah lainnya.

Perubahan dorongan seksual

Umumnya dorongan berhubungan seks berfluktuasi selama masa kehamilan. Dorongan seksual biasanya menurun pada trimester pertama. Hal ini karena kebanyakan gejala kehamilan seperti nyeri payudara, kebutuhan buang air kecil yang meningkat, morning sickness dan lainnya terjadi pada trimester pertama sehingga Anda merasa lelah atau kurang sehat untuk berhubungan seks. Selama trimester kedua, dorongan seksual biasanya meningkat, seiring menghilangnya gejala kehamilan dan meningkatnya energi Anda. Sepanjang trimester ketiga dorongan seksual Anda dapat kembali menurun dengan semakin membesarnya perut dan semakin fokusnya perhatian Anda untuk persiapan melahirkan.

Rasa cinta di antara suami-istri biasanya meningkat selama kehamilan. Selain hubungan seksual, belaian, sentuhan dan pijatan dapat memenuhi kebutuhan cinta pasangan. Banyak wanita hamil yang secara keseluruhan justru meningkat libido seksualnya selama kehamilan. Hormon-hormon kehamilan memang dapat merangsang seksualitas. Ini adalah hal yang normal, karena masing-masing wanita memiliki perasaan yang berbeda.

Penting untuk disadari bahwa pasangan Anda pun mengalami perubahan serupa. Banyak pria yang semakin bergairah melihat perut buncit istrinya yang terlihat “seksi”. Meningkatnya kelembaban dan menebalnya area “v” karena peningkatan aliran darah ke area panggul juga dapat meningkatkan sensasi. Namun, di sisi lain banyak pria yang khawatir hubungan seks akan menyakiti buah hatinya di dalam rahim.

Apakah berbahaya?

Dalam kehamilan normal, hubungan seks tidak membahayakan bayi. Cairan ketuban dan otot-otot kuat di sekitar rahim melindungi bayi dari guncangan. Bayi juga terlindung dari penetrasi penis karena adanya lapisan lendir tebal yang melindungi leher rahim dan membantu mencegah infeksi. Bayi Anda mungkin sedikit terpengaruh oleh orgasme, namun itu karena debar jantung Anda, bukan karena merasa sakit atau terganggu. Kontraksi yang dialami wanita saat orgasme sangat berbeda dengan kontraksi saat melahirkan.

Hubungan seks tidak memicu keguguran. Berbagai studi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara melakukan hubungan seks selama kehamilan dan kelahiran prematur. Bahkan, satu studi menemukan bahwa wanita hamil yang berhubungan seks teratur selama kehamilan lebih kecil risikonya melahirkan prematur. Namun demikian, beberapa dokter menyarankan agar calon ibu menghentikan hubungan seks pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Ada zat kimia tertentu dalam air mani yang diyakini dapat merangsang kontraksi.

Kapan berbahaya?

Bila Anda mengalami beberapa gejala seperti perdarahan, sakit perut atau kram setelah berhubungan seks, berkonsultasilah dengan dokter Anda. Anda juga perlu bertanya kepada dokter mengenai keamanan berhubungan seks bila:

* Anda memiliki rahim lemah
* Anda menunjukkan risiko akan melahirkan prematur
* Anda diduga memiliki bayi kembar
* Ari-ari bayi Anda berposisi rendah sehingga menutupi jalan lahir (plasenta previa)
* Ada kebocoran air ketuban
* Pasangan Anda memiliki herpes genital. Jika Anda terjangkit herpes genital untuk pertama kalinya saat hamil, ada risiko akan memengaruhi perkembangan bayi Anda.

Posisi yang nyaman

Tidak semua posisi berhubungan seks nyaman selama kehamilan. Dengan perut Anda yang membesar, menemukan posisi yang nyaman membutuhkan manuver yang lebih cerdik. Sebagai contoh, posisi misionaris mungkin tidak lagi nyaman. Posisi di mana wanita berada di atas atau berbaring bersisian lebih memungkinkan. Berbicaralah dengan pasangan Anda untuk menemukan posisi memadu cinta yang nyaman.

http://majalahkesehatan.com/hubungan-seks-saat-hamil-amankah/

0 komentar:

Posting Komentar