6 kapsul dimasukkan ke bawah kulit lengan atas. Setelah diberi obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu dilakukan penjahitan.
Kapsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran darah secara perlahan dan biasanya dipasang selama 5 tahun.
Interaksi dengan obat lain jarang terjadi karena implan tidak mengandung estroggen.
Efek samping yang utama adalah perdarahan tidak teratur atau sama sekali tidak terajdi menstruasi.
Efek samping lainnya adalah sakit kepala dan penambahan berat badan.
Kapsul implan tidak larut dalam tubuh sehingga setelah 5 tahun harus dilepaskan.
Segera setelah implan dilepas, fungsi ovarium akan kembali normal dan wanita pemakai implan kembali menjadi subur.
-------berikut versi lain dari sumber berbeda--
sumber : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/kb-implan.html
ALAT KONTRASEPSI IMPLAN/ SUSUK
1. Definisi
Salah satu jenis alat konntrasepsi yang berupa susuk yang terbuat sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas.
2. Jenis
Dikenal 2 macm implan. Yaitu :
a) Non biodegradable implan
Dengan ciri-ciri sebabagai berikut
1) Norplan (6 ‘’kasul’’) , berisi hormon levonogrestel, daya kerja 5 tahun.
2) Norplan -2 (2 batang), berisi hormon levonogrestel, daya kerja 3 tahun
3) Satu batang, berisi hormon ST- 1435, daya kerja 2 tahun. Rencana siap pakai: Tahun 2000.
4) Satu batang, berisi hormon 3-keton desogesteri daya kerja 2,5-4 tahun.[hanafi,2004,hal 179]]
Sedangkan non biodegradable implan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Norplan
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 ‘’kapsul’’ kosong silastik (karet silicon) yang diisi dengan hormon levonor ges trel dan ujung-ujung kapsul ditutup dengan Silastik adhesive. Tiap ‘’kapsul‘’ mempunyai panjang 34 mm, diameter 2,4 mm, Berisi 36 mg levonorgestrel, serta mempunyi cirri sangat efektif dalam mencegah kehamilan untuk lima tahun. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.[hanafi hartanto hal 180]
2) Norplan -2
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang silastic yang padat, dengan panjang tiap batang 44 mm. Dengn masing-msing batang diisi dengan 70 mg levonorgestre di dalam matriks batangnya. Cirri norplan-2 adalah sangat efektif untuk mencegah kehamilan 3 tahun.
Pada kedua macam Implan tersebut, Levonogestrel berfungsi melalui membran silastic dengan kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah Insersi, kadar hormondalam plasma darah sudah cukup tinggi untuk mecegah ovulasi.
Pelepasan hormon tiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun pertama,
Kemudian menurun 30-35 mcg perhari untuk lima tahun. [hanafi ,2004 hal 180]
b). Biodegradable Implant
Biodegradable implant melepaskan progestin dari bahan pembawa / pengangkut yang secara perlahan-lahan larut di dalam jaringan tubuh. Jadi bahan pembawanya sama sekali tidak diperlukan untuk dikeluarkan lagi seperti pada norplant.
Dua macam implant biodegradable sedang di uji coba saat ini pada sejumlah wanita, yaitu :
Carproronor, suatu “kapsul” polymer yang berisi levonorgestrel, pada awal penelitian dan pengembanganya, carpronor berupa suatu “kapsul” biodegradable yang mengandung levonogestrel yang dilarutkan dalam minyak ethyl-aleate dengan diameter “kapsul” < 0,24 cm dan panjang “kapsul” yang teliti terdiri dari 2 ukuran, yaitu :
1) 2,5 cm : berisi 16 mg levonorgestrel, melepaskan 20 mcg hormonnya/hari.
2) 4 cm : berisi 25 mg levonogestrel, melepaskan 30-50 mcg hormonnya/hari.
Penelitian pada kelinci dan kera menunjukkan bahwa proteksi kontraseptif
Berlangsung paling sedikit 18 bulan, dan mungkin dapat berlangsung lebih lama.
Sekarang sedang dikembangkan 2 versi baru implant capronor yang dibiodegradable, yaitu :
1) Capronor -2, satu kapsul 4 cm terbuat dari polimer caprolactone yang diisi
Dengan 18 mg levonorgestrel. Penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan diperlukan 2 kapsul dengan formula ini.
2) -3, satu kapsul 4 cm terbuat dari co-polimer (caprolactone dan trimethylene carbonate) yang diisi dengan 32 mg levonorgestrel. Ca. Polimer mengalami biodegradasi lebibih cepat dibandingkan polimer tunggal. Kapsul capronor akan tetap intak selama periode 12 bulan dari pelepasan hormon levonorgestrelnya dan bila diinginkan kapsulnya dapat dikeluarkan selama masa ini.
2) Narethindrone pellets
a) Pellets dibuat dari 10% kolesterol murni dan 90% norechindrone (NET)
b) Setiap pellets panjang 8 mm berisi 35 mg NET, yang akan dilepaskan saat pellets dengan perlaha-lahan “melarut”.
c) Pellet berukuran kecil, masing-masing sedikit lebih besar daripada butir besar.
d) ujicoba pendahuluan menggunakan 4 dan 5 pellets.
e) Dosis harian NET dan efektivitas kontrasepsi semakin bertambah dengan banyaknya jumlah pellet.
f) Sediaan empat pellets tampaknya memberikan perlindungan yang besar terhadap kehamilan untuk sekurang-kurangnya 12 bulan.
g) Lebih dari 50% akseptor pellets mengalami pola haid 1 reguler. Perdarahan inter menstrual atau perdarahan bercak merupakan problin utama.
h) Terjadi rasa sakit payudarah pada 4% akseptor.
i) Jumlah kecil dari kolesterol dalam masing-masing pellet kurang dari 2% kolesterol dalam satu butir telur ayam tidak mempunyai efek pada kadar kolesterol darah akseptor.
j) Insersi pellets dilakukan pada bagian dalam lengan atas prosedur insersi seperti pada capronor, dan dapat dipakai dengan inserter yang sama.
k) Daerah insersi disuntikkan dengan anestesi lokal lalu dibuat insisi 3 mm. Pollets diletakkan kira-kira 3 cm dibawah kulit. Tidak diperlukan penjahitan luka insisi, cukup ditutup dengan verband saja.
[hanafi,2004 hal 180]
3. Cara kerja
a. Menekan ovulasi .
b. Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit .
c. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium [hanafi 2004 hal 183].
4. Keuntungan
a. Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen.
b. Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan bersifat reversibel.
c. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan.
d. Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah.
e. Resiko terjadinya kehamilan ektropik lebih kecil jika dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim.
5. kerugian
a. Susuk KB/implant harus dipasang dan diangka oleh petugas kesehatan yang terlatih.
b. Lebih mahal.
c. Sering timbul perubahan pola haid.
d. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
e. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
6. Kontra Indikasi
a. kehamilan atau disangka hamil.
b. Penderita penyakit hati akut.
c. kangker payudarah .
d. kelainan jiwa.
e. Penyakit jantung, hipertensi, diabettes mellitus.
f. Penyakit trombo emboli.
g. Riwayat kehamilan etropik.[hanafi,2004 hal 169]
7. Indikasi
a. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak tersedia menjalani kontap / menggunakan AKDR.
b. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.
8. Efektivitas
a. Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam tahun pertama.
b. Efektivitasnya norplant berkurang sedikit setelah sedikit setela 5 tahun, dan pada Tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.
9. Efek samping dan penanganannya
a. Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius.
Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.
b. Perdarahan bercak (sepotting) ringan
Spotting sering ditmukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak ada maslah dank lien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien mengeluh dapat diberikan :
a. Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 ug EE) selama 1 siklus 1, atau
b. Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5hari)
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.
Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi.
c. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain.
d. Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.
Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti cara.
e. Infeksi pda daerah insersi
Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan minta klien control 1 minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru di lengan yang lain atau ganti cara.
Bila ada abses : bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka, beri antibiotik oral 7 hari.[hanafi ,2004 hal 184]
10. Waktu pemasangan
a. Sewaktu haid berlangsung
b. Setiap saat asal diyakini klien tidak hamil
c. Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan pasca salin
d. Saat ganti cara dari metode yang lain
e. Pasca keguguran
11. Prosedur pemasangan
a. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap mungkin mengenal norplant ini sehingga calon akseptor betul-betul mengerti dan menerimanya sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakai dan berikan iformed consent untuk ditanda tangani oleh suami istri.
b. persiapan alat-alat yang diperlukan :
1) sabun antiseptic
2) kasa steril
3) cara antiseptic (betadine)
4) kain steril yang mempunyai lubang
5) Obat anestesi lokal
6) Semprit dan jarum sntik
7) Trokar no. 10
8) sepasang sarung tangan steril
9) satu set kapsul norplant (6 bulan)
10) Scalpel yang tajam.
c. Teknik pemasangan
1) Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun
2) Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan sabun antiseptic
3) Calon akseptor dibaringkan telentang di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.
4) Gunakan hand scoon seteril dengan benar.
5) Lengan kiri pasien yang akan di pasang diolesi dengan cairan anstiseptic / betadin.
6) Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril yang berlubang.
7) Dilakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku.
8) setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjag 0,5 cm dengan skalpel yang tajam.
9) Trocard dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit.
10) Kemudian kapsul dimasukkan di dalam trokar dan di dorong dengan plunger sampai kapsul terletak di bawah kulitn .
11) Demikian dilakukan berturut-turut dengan kapsul kedu sampai keenam, kapsul di bawah kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunanya seperti kipas .
12) Setelah semua kapsul berad di bawah kulit, trokar ditarik pelan-pelan keluar.
13) Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.
14) Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban untuk mencegah perdarahan dan agar tidak terjadi haematom.
15) Nasehat pada akseptor agr luka jangan basah, selama lebih kurang dari 3 hari dan datang kembali jika tejadi keluhan-keluhan yang mengganggu .[hanafi ,2004 hal 187]
12. Pencabutan / Ekstraksi
a. Indikasi :
1) Alat permintaan akseptor (apabila menginginkan hamil lagi)
2) Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan biasa.
3) Sudah habis masa pakainya.
4) Terjadi kehamilan.
b. Teknik pencabutan implant
Mengeluarkan implant umumnya lebih sulit dari pada insersi persoalan dapat timbulnya implant dipasang terlalu dalam atau bila timbul jaringan fibrous di sekeliling implant.
Adapun cara untuk mengeluarkan implant yang sudah terpasang pada kulit adalah :
1. Informed consert
2. Bidan dan akseptor melakukan cuci tangan dengan memperhatikan aseptik dan
antiseptik.
3. Tentukan lokasi dari implant dengan jari-jari tangan dan dapat diberi tanda/gambar dengan tinta bila perlu.
4. Oleskan tempat yang akan dilakukan pencabut dengan larutan antiseptik dan pasang duk steril.
5. Suntikan anesteri lokal dibawah implant, jangan menyuntikan anestesi diatas implant karena pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari retak implantnya.
6. Buat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada ujung-ujung implant, pada daerah alas kipas.
7. Keluarkan implant pertama yang terletak paling depan ke insisi atau terletak paling depan ke permukaan.
8. Sampai saat ini dikenal 4 cara pencabutan implant
1) cara POP – OUT (Darney, Klaise dan Walker), merupakan teknik pilihan bila memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak selalu mudah untuk mengerjakannya. Dorong ujung proksimal “kapsul” (arah bahu) ke arah diistal dengan ibu jari sehingga mendekati lubang insisi, sementara jari telunjuk menahan bagian tengah “kapsul”, sehingga ujung distal kapsul menekan kulit.
2) Cara standard, jepit ujung distal “kapsul” dengan klem mosquito, sampai kira-kira 0,5 -1 cm dari ujung klemnya, masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem pada posisi 180 di sekitar sumbu utamanya mengarah ke bagu akseptor. Bersihkan jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan kapsul dengan skalpet atau kasa steril sampai “kapsul” terlihat dengan jelas. Tangkap ujung “kapsul” yang sudah terlihat dengan klem orile lepaskan klem mosquito dan keluarkan “kapsul” dengan klem orile.
3) Cara “U”, Teknik ini dikembangkan oleh Dr Untung prawiroharjo dari semarang dibuat insisi memanjang selebar 4 mm kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distal “kapsul” di antara kapsul ke-3 dan kapsul ke-4. “kapsul” yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan jari telunjuk tangan kiri sejajar di samping “kapsul”. “kapsul” dipegang dengan klem (Norplant holding forceps) kurang lebih 5 mm dari ujung distalnya. Kemudian klem diputar ke arah pangkal lengan atas / bahu akseptor sehingga “kapsul” terlihat di bawah lubang insisi dan dapat dibersihkan dari jaringan-jaringan yang menyelubunginya dengan memakai skalpel untuk seterusnya dicabut keluar.
4) Cara Tusuk “Ma”, Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari denpasar memakai alat bantu kawat atau jari roda sepeda, satu ujung di lengkungan sepanjang 0,5 – 0,75 cm dengan sudut 90 dan diperkecil serta diruncingkan, sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam satu bidang dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai untuk pegangan operator setelah “kapsul” dijepit dengan pinset atau klem arteri, jaringan ikat dibersihkan dengan pisau sampai “kapsul” tampak putih. Kemudian alat tusuk “ma” ditusukkan pada “kapsul” serta terus diikat keluar. Berikan anestensi lagi
bila diperlukan, untuk mengeluarkan implant yang lain.
9. Tutup dan bungkus luka insisi seperti pada saat insersi bila akseptor ingin dipasang implant yang lain. Upaya pencabutan keenam “kapsul” norplant dibatasi sampai waktu 45 menit. Bila waktu tersebut tidak semua “kapsul” berhasil dikeluarkan, maka prosedur pencabutan dihentikan dan upaya pencabutan kembali sisa “kapsul” yang masih tertinggal diulangi kira-kira 3-4 minggu kemudian. Hal ini untuk mengurangi terjadinya infeksi dan rasa nyeri. Di samping itu mecabut sisa “kapsul” norplant akan lebih mudah bila lengan akseptor telah sembuh dari trauma jaringan upaya pencabutan yang lalu. Setelah selesai dengan pencabutan keenam “kapsul” norplant rendam setelah alat-alat yang sudah dipakai dalam cairan 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat.
c. Pemeliharaan Alat-alat Untuk Insersi dan Pengangkatan Implant
1) Troicard harus dicuci dengan air hangat dan larutan antiseptik segera setelah insersi, kemudian didesinfeksi sebelum pemakaian.
2) Desinfeksi dapat dilakukan dengan :
a). Autoclave selama 20 menit.
b). Direbus dalam air mendidih selama 5-10 menit.
c). Sterilisasi dingin dengan larutan germiside untuk sedikitnya 1 jam
3) Desinfeksi dengan autoclave merupakan cairan paling efektif.
4) Ketiga cara desinfeksi tersebut akan membunuh HIL yaitu penyebab AIDS
5) Tetapi merebus dalam air panas selama 5-10 menit atau sterilisasi dingin, tidak akan membunuh virus hepatitis B pada daerah endemik hepatitis, alat-alat harus direbus dalam air selama 15-30 menit.
6) Ujung trocar harus dipriksa setelah melakukan 10 insersi, dan bila diperlukan dapat diasah kembali dengan pemeliharaan yang baik. Trocar dapat dipakai untuk melakukan kurang lebih 50 insersi.hanafi ,2004hal 189]
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/kb-implan.html#ixzz2B534cMeW
0 komentar:
Posting Komentar