Askep Stomatitis
Pengertian Stomatitis
Stomatitis adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut,
biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak
cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok.
Penyebab Stomatitis
Stomatitis merupakan penyakit yang diakibatkan dengan adanya jamur
pada mulut dan saluran kerongkongan. Jamur yang sekarang kebih dikenal
dengan sebutan Candida albicans bukanlah jamur yang aneh dan berbahaya.
Hampir di setiap jengkal tubuh kita mengandung jamur ini termasuk di
daerah mukosa mulut dan alat kelamin, namun adanya jamur ini tidak
menimbulkan keluhan yang berarti. Dulu jamur ini lebih dikenal dengan
sebutan Jamur Monilia. Jamur ini sering menimbulkan keluhan dikarenakan
daya tahan tubuh manusia (imuno) yang menurun sehingga pertahanan
terhadap jamur dan bakteri lainnya berkurang. Dengan demikian penyakit
yang ringan pada mulut ini bisa mengindikasikan penyakit yang lebih
berat. Meski penyakit ini tidak begitu berat namun tetap saja keberadaan
penyakit ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.
Faktor Risiko Stomatitis
Ada beberapa faktor-faktor risiko penyebab yang dapat mengakibatkan stomatitis diantaranya:
1. Keadaan gigi pasien, karena higiene gigi yang buruk sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang.
2. Luka tergigit, bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa
menimbulkan ulser sehingga dapat mengakibatkan stomatitis aphtosa.
3. Mengkonsumsi air dingin atau air panas.
4. Alergi, bisa terjadi karena kenaikan kadar IgE dan keterkaitan antara beberapa jenis makanan dan timbulnya ulser.
5. Faktor herediter bisa terjadi, misalnya kesamaan yang tinggi pada
anak kembar, dan pada anak-anak yang kedua orangtuanya menderita
stomatitis aphtosa.
6. Kelainan pencernaan.
7. Faktor psikologis (stress).
8. Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi
9. Pada penderita yang sering merokok.
10. Pada penggunaan obat kumur yang mengandung bahan-bahan pengering (misal,alkohol, lemon/ gliserin) harus dihindari.
11. Kekurangan vitamin C
12. Kekurangan vitamin B dan zat besi.
Stomatitis ini sering menyerang siapa saja. Tidak mengenal umur
maupun jenis kelamin. Biasanya daerah yang paling sering timbul sariawan
ini adalah di mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta
di langit – langit.
Gejala Stomatitis
Gejalanya berupa rasa panas atau terbakar yang terjadi satu atau dua
hari yang kemudian bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga mulut.
Bercak luka yang ditimbulkan akibat dari sariawan ini agak kaku dan
sangat peka terhadap gerakan lidah atau mulut sehingga rasa sakit atau
rasa panas yang dirasakan ini dapat membuat kita susah makan, susah
minum, ataupun susah berbicara. Penderita penyakit ini biasanya juga
banyak mengeluarkan air liur. Biasanya sariawan ini akan sembuh dengan
sendirinya adalam waktu empat sampai 20 hari. Bila penyakit ini belum
sembuh sampai waktu 20 hari maka penderita harus diperiksa lebih lanjut
untuk menentukan apakah ada sel kankernya atau
Macam-macam Stomatitis
a. Mycotic stomatitis
Mycotic stomatitis adalah stomatitis yang disebabkan oleh adanya
infeksi mulut atau rongga mulut oleh jamur Candida. Mycotic stomatitis,
disebabkan oleh pertumbuhan Candida albicans , yang merupakan penyebab
stomatitis yang luar biasa pada anjing dan kucing. Hal ini ditandai
dengan adanya bercak putih kekuningan pada lidah atau membran mukosa.
Mycotic stomatitis biasanya dihubungkan dengan penyakit mulut yang lain,
penggunaan terapi antibiotik yang lama, atau pemberian
immunosuppression. Pada mycotic stomatitis sering kali pada jaringan
terjadi kemerahan dan timbul ulsor di bagian rongga mulut.
b. Gingivostomatitis
Gingivostomatitis merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut
lainnya, yang menimbulkan nyeri. Gusi tampak berwarna merah terang dan
terdapat banyak luka terbuka yang berwarna putih atau kuning di dalam
mulut.
c. Denture stomatitis atau Chronic stomatitis
Denture stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menjelaskan perubahan-perubahan patologik pada mukosa penyangga gigi
tiruan di dalam rongga mulut. Perubahan-perubahan tersebut ditandai
dengan adanya eritema di bawah gigi tiruan lengkap atau sebagian baik di
rahang atas maupun di rahang bawah.
Budtz-Jorgensenl mengemukakan bahwa denture stomatitis dapat
disebabkan oleh bermacam- macam faktor yaitu: trauma, infeksi, pemakaian
gigi tiruan yang terus-menerus, oral hygiene jelek, alergi, dan
gangguan faktor sistemik. Oleh karena itu, gambaran klinis maupun
gambaran histopatologis juga bervariasi, sehingga perawatannyapun perlu
dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemungkinan penyebabnya.
d. Aphthous stomatitis.
Apthous stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum
sering terjadi. Sariawan ini adalah jenis ulkus yang sangat nyeri pada
jaringan lunak mulut, bibir, lidah, pipi bagian dalam, pharing, dan
langit-langit mulut halus. Tipe sariawan ini tidak menular.
Stomatitis aphtosa ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya:
1. Sariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit,
dan sebagainya. Pada sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh
dengan sendirinya dalam beberapa hari.
2. Sariawan kronis akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi
tindakan apa-apa. Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut
kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah
berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari
xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stress), perubahan
hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertantu dan
terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif.
Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe, diantaranya:
1. Stomatitis aphtosa minor (MiRAS)
Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini.
Yang ditandai oleh luka (ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan
diameter kurang dari 5mm, dan dikelilingi oleh pinggiran yang
eritematus. Ulserasi pada MiRAS cenderung mengenai daerah-daerah
non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut.
Ulserasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas empat
atau lima dan akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari tanpa meninggal
bekas.
2. Stomatitis aphtosa major (MaRAS)
Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa
jenis ini. Namun jenis stomatitis aphtosa pada jenis ini lebih hebat
daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara klasik, ulser ini
berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4minggu atau lebih
dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk
daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan
bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita
MaRAS; jaringan parut terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi.
3. Ulserasi herpetiformis (HU)
Istilah ’herpetiformis’ digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang
dapat terdiri atas 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan
gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus herpes initidak
mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi
aphtosa.
Cara Mengatasi Stomatitis
a. Bentuk Pengobatan
Bentuk-bentuk pengobatan stomatitis :
ü Obat kumur :
ü Obat-obat pelindung
ü Anestetik local
ü Obat-obat antibakteri atau antijamur
ü Kortikosteroid
Untuk mengatasi penyakit ini dapat menggunakan beberapa jenis obat
baik dalam bentuk salep, obat tetes maupun obat kumur. Saat ini sudah
tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya sariawan, jika
ternyata sariawan terlanjur parah, dapat digunakan antibiotik dan obat
penurun panas (bila disertai demam), sariawan umumnya akan sembuh dalam
waktu 4 hari, namun bila sariawan tidak kunjung sembuh, segera periksa
ke dokter karena hal itu dapat menjadi gejala awal adanya kanker mulut.
b. Pencegahan Stomatitis
Cara mencegah penyakit ini dengan mengetahui penyebabnya, apabila
kita mengetahui penyebabnya diharapkan kepada kita untuk menghindari
timbulnya sariawan ini diantaranya dengan :
1. Menjaga kebersihan mulut
2. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12, vitamin C dan zat besi
3. Menghadapi stress dengan efektif
4. Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makanan
5. Menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin
6. Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut.
Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Riwayat
ü Kebersihan rongga mulut meliputi : mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit – langit
ü Frekuensi kunjungan ke dokter gigi
ü Kesadaran akan adanya lesi atau area iritasi pada mulut, lidah, atau tenggorokan.
ü Masukan makanan setiap hari meliputi: jenis makanan, asupan vitamin dan mineral (vit.c, vit.b, dan zat besi)
ü Penggunaan alcohol dan tembakau.
1. Pemeriksaan fisik
ü Bibir
Dimulai dengan insfeksi terhadap bibir untuk kelembapan, hidrasi, warna, tekstur, simetrisitas dan adanya ulserasi atau fisura.
ü Gusi
Gusi diinspeksi terhadap inflamasi, perdarahan, retraksi, dan perubahan warna.
ü Lidah
Dorsal (punggung) diinspeksi untuk tekstur, warna dan lesi.
ü Rongga Mulut
Inspeksi bagian mutut terhadap adanya lesi, bercak putih terutama
pada bagian mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di
langit – langit.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan membran mukosa oral yang berhubungan dengan kondisi patologis, infeksi atau trauma kimia atau mekanis.
2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral
atau gigi.
3. Gangguan cairan tubuh berhubungan dengan intake cairan yang kurang.
4. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan.
5. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan pengobatan.
6. Risiko terhadap infeksi yang behubungan dengan penyakit.
7. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit.
d. Intervensi Keperawatan
1. Perubahan membran mukosa oral yang berhubungan dengan kondisi patologis, infeksi atau trauma kimia atau mekanis.
Intervensi keperawatan :
ü Peningkatan perawatan mulut
ü Menjamin masukan makanan dan cairan adekuat
ü Meningkatkan control infeksi
2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral
atau gigi.
Intervensi keperawatan :
ü Peningkatan perawatan mulut
ü Menjamin masukan makanan dan cairan adekuat
3. Gangguan cairan tubuh berhubungan dengan intake cairan yang kurang.
Intervensi keperawatan :
ü Menjamin masukan makanan dan cairan adekuat
ü Control intake dan output cairan pasien
4. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan.
Intervensi keperawatan :
ü Meminimalkan ketidaknyamanan dan nyeri
ü Melakukan tindakan distraksi dan mengajarkan klien melakukan teknik relaksasi untuk meminimalisir nyeri
5. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan pengobatan.
Intervensi keperawatan :
ü Mendukung citra diri positif
ü Meningkatkan komunikasi efektif
6. Risiko terhadap infeksi yang behubungan dengan penyakit.
Intervensi keperawatan :
ü Peningkatan perawatan mulut
ü Meminimalkan ketidaknyamanan dan nyeri
ü Meningkatkan control infeksi.
7. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit.
Intervensi keperawatan :
ü Pendidikan kesehatan dan pertimbangan perawatan di rumah tentang
pentingnya perawatan kebersihan mulut, rongga mulut, dan gigi.
ü Mengajarkan teknik menggosok gigi yang benar
c. Implementasi
Sasaran : sasaran utama untuk pasien mencakup perbaikan pada kondisi membran mukosa oral.
e. Evaluasi
1. Menunjukkan bukti membran mukosa secara utuh.
2. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang diinginkan
3. Mempunyai cirri diri positif
4. Mendapatkan tingkat kenyamanan yang dapat diterima
5. Mengalami penurunan rasa takut yang berhubungan dengan nyeri, isolasi dan ketidakmampuan.
6. Bebas dari infeksi.
7. Mendapatkan informasi tentang proses penyakit dan program pengobatan.
http://nerstriyanka.blogspot.com/2010/01/askep-stomatitis.html
StaTiStik
Categories
- Anatomi dan Fisiologi (4)
- Asuhan Keperawatan (ASKEP) (4)
- Daftar Alamat Dinas Instansi (2)
- Data Pegawai (1)
- Farmasi (33)
- Gigi dan Mulut (3)
- Gizi (6)
- Imunisasi (1)
- ISPA (2)
- Jaminan Kesehatan (1)
- Ka. UPTD PKM GM (1)
- Kab.Muara Enim (1)
- KB (11)
- Kegiatan PKM GM (2)
- Kesehatan Lingkungan (Kesling) (6)
- Kesehatan Reproduksi (KESPRO) (5)
- KIA (4)
- Narkoba (2)
- Obat (14)
- Pedoman dan Juknis (1)
- Penyakit (25)
- Posyandu (3)
- Posyandu Lansia (1)
- PPGD (7)
- PPGD (Gawat Darurat) (1)
- Profil Puskesmas (6)
- Program Puskesmas (2)
- Protap Emergency (7)
- Protap Penyakit (8)
- Puskesmas (4)
- Rumah Sakit (1)
- Seputar Ibu Hamil (15)
- Simbol Obat (2)
- Software (3)
- Tips Sehat (2)
- VISI DAN MISI (1)
- Web Links (2)
- pkmgunungmegang.blogspot.com
- Merupakan puskesmas Rawat Inap / UGD yg terletak di Kecamatan Gunung Megang, membawahi Kec. Gn.Megang & Kec Benakat dengan keseluruhan adalah 14 desa wilayah kerja
Creator
Senin, 05 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar